Mini Lab dari Kota Bandung, untuk Pastikan Food Security di Pasar

By Admin


nusakini.com-Jakarta-Sebagai kota dengan tingkat konsumsi cukup tinggi, diperlukan pengawasan dan pemeriksaan pangan yang lebih intensif dan secara langsung sebagai upaya memberikan rasa aman masyarakat dalam memilih pangan yang akan dikonsumsi. Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung membuat Inovasi Mini Lab Food Security di pasar modern dan pasar tradisional untuk memfilter pangan yang akan dibeli konsumen sehingga terjaga kemurniannya. 

Melalui pemeriksaan Mini Lab Security, bahan pangan di 8 holding company pasar modern dan 36 pasar tradisional di Kota Bandung bisa kita jamin keamanannya. Dengan menerapkan inovasi yang masuk Top 99 Iovasi Pelayanan Publik 2018 ini, dalam waktu yang singkat, konsumen bisa mengetahui kandungan yang ada di dalam bahan makanan. "Kita cuma butuh waktu satu menit untuk mengetahui kandungan dari pangan tersebut,” ujar Walikota Bandung Ridwan Kamil saat presentasi dan wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik di Kementerian PANRB. 

Ridwan Kamil yang baru saja dilantik menjadi Gubernur Jawa Barat ini mengatakan, kota Bandung merupakan daerah pemasaran produk pangan segar terbesar di Jawa Barat. Sekitar 95-96 % pangan segarnya didatangkan dari luar wilayah Kota Bandung, sehingga membutuhkan pengawasan dan pemeriksaan yang lebih intensif dalam hal keamanan pangannya untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat Kota Bandung. 

Walikota Bandung Ridwan Kamil, yang kini menjadi Gubernur Jawa Barat, Deputi Pelayanan Publik Diah Natalisa, Deputi RB Kunwas M. Yusuf Ateh dan anggota Tim Panel independen Eko Prasojo, usai presentasi dan wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2018 di Kementerian PANRB

Mini lab merupakan tempat pemeriksaan percobaan dan pelatihan dengan mempergunakan peralatan dan bahan kimia untuk menguji keamanan pangan segar seperti daging, susu, telur, beras, ikan, sayuran dan buah-buahan dengan skala kecil dan pemeriksaan yang sederhana dan cepat. 

Ridwan menjelaskan, pemeriksaan Mini Lab Security menggunakan 7 macam rapid test (tes cepat) yaitu uji clorine (pemutih) pada beras, residu pestisida pada sayuran dan buah, durante test (uji ayam bangkai) pada ayam, halal test (pork detection kit) pada daging sapi, perokside test pada kulit dan bagian lain dari sapi, borak test pada daging dan ikan, formaline test pada Ikan, dan buah. 

Contohnya, halal test dalam 3 menit sudah dapat diketahui hasilnya. Apabila ditemukan hasil pemeriksaan yang positif pada mini lab food security, maka Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung wajib mengirimkan sample bahan dimaksud kepada laboratorium terakreditasi. “Hasil pemeriksaan dari laboratorium terakreditasi disampaikan oleh Dinas Pangan dan Pertanian kepada pasar modern dan pasar tradisional sebagai bahan pembinaan lanjutan,“ tambahnya. 

Ridwan berharap, Inovasi ini dapat direplikasi pemerintah daerah lainnya, mengingat peralatan dan bahan kimia rapid test untuk mini lab food security tersedia dan mudah didapat. Selain itu, pemeriksaan di mini lab food security mudah dipelajari. “Pemeriksaan di mini lab food security cepat hasilnya. Penggunaan rapid test pada mini lab food security dapat dilihat di aplikasi e-wasmut https://dispangtan.bandung.go.id/e-wasmut/petunjuk-teknis-pengujian. (p/ab)